APA DAN BAGAIMANA GRAFIK PERJALANAN KERETA API DISUSUN

Yusron Sayoga - Hallo Railfans! Mungkin banyak diantara kita yang bertanya-tanya tentang bagaimana grafik perjalanan kereta api disusun. Ya, pasti dong sekali waktu kita berfikir, kok bisa ya, rel yangcuma 1 - 2 jalur ini dilalui banyak kereta api tanpa terjadi crash atau kejar-kejaran. Nah, dalam artikel kali ini admin situs yusron sayoga akan membahas tentang apa dan bagaimana grafik perjalanan kereta api disusun.
Petugas Lapangan KA
Seperti dilansir dari laman id.wikipedia.org, grafik perjalanan kereta api (gapeka) digunakan untuk mewakili pergerakan kereta api beserta waktu terhadap posisi masing-masing alat transportasi. Operasi pada jalur kereta api secara grafis ditampilkan dan direncanakan menggunakan gapeka. Dokumen terkait seperti teleks kereta luar biasa (KLB), warta maklumat (wam), dan maklumat kereta api (malka) umumnya diturunkan dari gapeka. Aplikasi gapeka tertua yang diketahui telah dibuat pada tahun 1840-an di Compagnie des chemins de fer du Nord, Perancis. Léon Lalanne menyusun penemuan ini bersama Jules Petiet.

Gapeka telah digunakan di banyak perusahaan kereta api dalam hal menentukan jadwal, kapasitas lintas, dan optimalisasi sarana-prasarana perkeretaapian, baik dalam rangka berhenti untuk naik/turun penumpang atau bongkar-muat barang di stasiun kereta api, maupun berhenti karena bersilang atau disusul.

Petugas Konstruksi Jalur Ganda Kereta Api
Karena biasanya jarak ditetapkan dan waktunya bervariasi, bentuk gapeka biasanya dibuat menggunakan koordinat Kartesius dengan sumbu Y (vertikal) adalah waktu dan tempat (jarak) sebagai sumbu X (horizontal). Di Swiss, Austria, dan Indonesia, gapeka juga digunakan dengan sumbu kilometer lintas dan waktu dibalik (yakni, sumbu X sebagai waktu tempuh dan sumbu Y adalah jarak tempuh kilometer stasiun). Perjalanan kereta api digambarkan sebagai garis grafik, kadang-kadang garis dapat diwarnai menurut kategori kereta, jumlah kereta, dan hari perjalanan.
Kegiatan Konstruksi yang melibatkan Kereta Khusus
Gapeka tersedia dalam bentuk cetak atau elektronik. Dalam gapeka, pemberhentian dan persilangan-persusulan kereta dapat dilihat secara sekilas. Aplikasi operasional dari representasi grafis dari rangkaian kereta api ini juga digunakan dalam pemantauan operasi waktu nyata, yaitu dengan mempertimbangkan gangguan dan keterlambatan dan mengambil tindakan yang tepat. Hal ini dapat dilakukan secara manual maupun melalui sistem komputer.

Dalam ilmu operasional kereta api, gapeka menentukan perencanaan kapasitas jalan.


Gapeka disusun menurut:

  • Jumlah kereta api yang beroperasi
  • Kecepatan yang diizinkan
  • Relasi asal tujuan
  • Rencana persilangan dan penyusulan.

Perubahan gapeka dimungkinkan apabila terjadi perubahan pada:

  • Prasarana perkeretaapian yang sedang diperbaiki ataupun diubah.
  • Jumlah sarana perkeretaapian.
  • Kecepatan kereta api.
  • Kebutuhan angkutan yang berubah dari biasanya seperti pada saat puncak angkutan pada saat lebaran, natal, dan tahun baru.
  • Keadaan memaksa yang terjadi karena hal-hal tertentu seperti terjadi anjlokan, kecelakaan, banjir dengan 

Istilah dalam keadaan memaksa secara kondisional dibagi menjadi:

  • BLB: Berhenti Luar Biasa,
  • KLB: Kereta Luar Biasa,
  • PL: Peristiwa Luar Biasa,
  • PLB: Perjalanan Luar Biasa,
  • PLH: Peristiwa Luar Biasa Hebat

Aturan Perundang-undangan Yang Mengatur Lalu Lintas Kereta Api
Bagian Pertama
Tata Cara Berlalu Lintas Kereta Api Pasal 120
Pengoperasian kereta api menggunakan prinsip berlalu lintas satu arah pada jalur tunggal dan jalur ganda atau lebih dengan ketentuan: 


A. setiap jalur pada satu petak blok hanya diizinkan dilewati oleh satu kereta api; dan

B. jalur kanan digunakan oleh kereta api untuk jalur ganda atau lebih.

Pasal 121
(1) Pengoperasian kereta api yang dimulai dari stasiun keberangkatan, bersilang, bersusulan, dan berhenti di stasiun tujuan diatur berdasarkan grafik perjalanan kereta api.

(2) Grafik perjalanan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat oleh pemilik prasarana perkeretaapian sekurang-kurangnya berdasarkan:
A. Jumlah kereta api;
B. Kecepatan yang diizinkan;
C. Relasi asal tujuan; dan
D. Rencana persilangan dan penyusulan.

(3) Grafik perjalanan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diubah apabila terjadi perubahan pada:
A. Prasarana perkeretaapian;
B. Jumlah sarana perkeretaapian;
C. kecepatan kereta api;
D. kebutuhan angkutan; dan
E. keadaan memaksa.

(4) Pengaturan perjalanan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh petugas pengatur perjalanan kereta api yang memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh Menteri.

Gapeka diterbitkan oleh Direktorat Jendral Perkeretaapian

Undang – Undang nomor 23 tahun 2007 pasal 121 ayat ( 2 ) berbunyi sebagai berikut : Grafik perjalanan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat oleh pemilik prasarana perkereaapian sekurang – kurangya berdasarkan

A. Jumlah kereta api
B. Kecepatan yang diijinkan
C. Relasi asal tujuan , dan
D. Rencana persilangan dan penyusulan


Jadwal pejalanan antara satu kereta api dengan lainnya tidak dapat berdiri sendiri karena sangat erat kaitanya dengan jadwal perjalanan kereta api lainnya.

Sesuai dengan Undang undang nomor 23 tahun 2007 pasal 121 ayat (2) Dasar Dasar penyusunan Grafik perjalanan kereta ialah:

A. Jumlah kereta api yang beroperasi
Dalam penyusunan Grafik perjalanan Kereta diperlukan data jumlah keseluruhan kereta api dari bebagai jenis yang beroprasi di wilayah tersebut.

B. Kecepatan yang Diizinkan
Kecepatan kereta ialah perbandingan antara jarak tempuh kereta api dari satu setasiun ke stasiun lainnya dengan waktu yang diperlukan kereta tersebut. Namun dalam pengoprasiannya kereta api harus mentaati kecepatan yang dizinkan. Agar kereta api tidak mengalami keterlambatan ataupun dapat mengganggu perjalanan kereta api lainya. Karena pada dasarnya kereta api satu dengan lainnya memiliki keterkaitannya dalam pengoprasiannya

Berikut ini adalah jenis kereta beserta kecepatannya:

1) Kereta Api Express, Kereta Api Cepat |  Top Speed (PK): 90 km/jam
2) Kereta Api Penumpang | Top Speed (PK): 75 km/jam
3) Kereta Api Campuran, Kereta Api Barang, Kereta Api Pemeliharaan | Top Speed (PK): 45 km/jam
4) Kereta Api yang didorong dan konpoi yang didorong | Top Speed (PK): 30 km/jam
5) Kereta Api yang pada gapeka ditandai lingkaran rangkap | Top Speed (PK): 50 km/jam

C. Relasi asal tujuan
Relasi asal tujuan ialah asal kereta diberangkatkan dan tujuan kereta itu sendiri harus diketahui sebelum merencanakan penyusunan grafik perjalanan kereta api

D. Rencana persilangan dan penyusulan Setelah memproleh data jumlah kereta yang broprasi,kecepatan izin kereta, dan relasi asal tujuan kereta, maka dalam penusunan grafik perjalanan kereta api harus direncanakan lokasi persilangan dan penyusulan. Persilangan ialah kereta berhenti distasiun menunggu kereta dari arah yang berlawan. Susul ialah kereta berhenti di stasiun munuggu kereta dari arah yang sama untuk mendahului kereta tersebut.hal ini disebabkan karena karekteristik kecepatan kereta api yang berbeda –beda dan tidak semua kereta api berhenti distasiun yang sama

Sebelum Grafik Perjalanan Kereta Api mulai berlaku harus disiapkan terlebih dahulu:

  • Malka peralihan yang mengatur perjalanan kereta api yang ada pada gapeka lama menjadi perjalanan kereta api yang ada pada gapeka baru tepat pada saat peralihan hari (Pukul 00.00).
  • Daftar waktu yang memuat jadwal perjalanan tiap – tiap kereta api yang ada dalam gapeka .
  • Dinasan kondektur.
  • Dinasan masinis dan dinasan awak kereta api lainnya. (Pelayan kereta api, Pelayan rem)
  • Buku stam formasi ( susunan rangkaian pokok semua kereta api penumpang ) beserta jadwal peredarannya.
  • Dinasan juru penilik jalan (JPJ).

Gapeka pada umumnya hanya berlaku 6 bulan , karena setelah 6 bulan biasanya terjadi perubahan permintaan jasa angkutan.sehingga perubahan harus dikakukan agar pengoprasian perkeretaapian dapat berjalan dengan efektif.

Berikut ini adalah contoh Grafik Perjalanan Kereta Api dan cara membacanya:
Contoh Grafik Perjalanan Kereta Api
Lukisan dan penomoran ka mengikuti ketentuan sebagai berikut:

  • Garis Kereta Api Argo berwarna magenta ketebalan 0,7 mm mulai nomor 1 s/d 36 , termasuk nomor yang berakhiran ”F”.
  • Garis Kereta Api eksekutif berwarna magenta ketebalan 0,6 mm mulai nomor 37 s/d 56 , .termasuk nomor yang berakhiran ”F”.
  • Garis Kereta Api Parahiyangan berwara magenta ketebalan 0,6 mm mulai nomor 57 s/d 82 , termasuk nomor yang berakhiran ”F”.
  • Garis Kereta Api komersial lainnya berwarna magenta ketebalan 0,5 mm mulai nomor 83 s/d 142 , termasuk nomor yang berakhiran ”F”.
  • Garis Kereta Api ekspres ekonomi berwarna biru ketebalan 0,5 mm mulai nomor 143 s/d 199 , .termasuk nomor yang berakhiran ”F”.
  • Garis KRL utama berwarna magenta ketebalan 0,6 mm mulai nomor 200 s/d 349 , .termasuk nomor yang berakhiran ”F”.
  • Garis KRL ekspres berwarna biru ketebalan 0,5 mm mulai nomor 350 s/d 399 , .termasuk nomor yang berakhiran ”F”.
  • Garis KRL ekonomi berwarna cokelat ketebalan 0,5 mulai nomor 400 s/d 699 , .termasuk nomor yang berakhiran ”F”.
  • Garis KRD cepat local berwarna biru ketebalan 0,biru mm mulai nomor 700 s/d 799 , termasuk nomor yang berakhiran “F”.
  • Garis KRD ekonomi berwarna cokelat ketebalan 0,5 mm nomor 800 s/d 899 ., termasuk nomor yang berakhiran ”F”.
  • Garis Kereta Api ekonomi local berwarna cokelat ketebalan 0,4 mulai nomor 900 s/d 999 , termasuk nomor yang berakhiran ”F”.
  • Garis Kereta Api SKAB berwarna biru ketebalan 0,5 mm mulai nomor 1001 s/d 1999 , termasuk nomor yang berakhiran ”F”.
  • Garis Kereta Api barang cepat berwarna cokelat ketebalan 0,5 mm mulai nomor 2001 s/d 2999 , termasuk nomor yang berakhiran ”F”.
  • Garis Kereta Api barang biasa berwarna cokelat ketebalan 0,4 mm mulai nomor 3001 s/d 3999 ., termasuk nomor yang berakhiran ”F” . 
  • Garis Kereta Api dinas berwarna cokelat ketebalan 0,3 mm mulai nomor 6001 s/d 7999 ., termasuk nomor yang berakhiran ”F” .

Grafik Perjalanan Kereta Api pada dasarnya terdiri dari garis – garis vertical, garis horizontal, dan garis miring. Garis vertical melukiskan waktu dari pukul 00.00 s/d pukul 24.00 | Pukul 00.00 , 06.00 , 12.00 , 18.00 dan 24.00 dilukis dengan garis tebal . sedangkan lainnya dilukis dengan garis tipis. Garis horizontal melukiskan nama – nama semua stasiun dan perhentian secara berurutan yang ada pada lintas tersebut . Contoh pada lembar III A , dilukis nama semua stasiun dan perhentian mulai dari stasiun Tegal s/d Cikampek. Nama – nama stasiun yang dicantumkan sebelah kiri gapeka ditulis penuh , sedang yang disebelah kanan ditulis singkatan nama stasiun tersebut. Stasiun – stasiun penting dilukis dengan garis tebal, sedang stasiun lainnya dilukis dengan garis tipis. Perhentian, dilukis dengan garis terputus – putus.
Salah Satu Kereta Luar Bisa dengan schedule khusus dalam Grafik Perjalanan Kereta Api
Nama stasiun yang dibawahnya dibubuhi garis tipis , berarti stasiun pemeriksa . Di stasiun tersebut pemimpin perjalanan kereta api ( ppka ) atau pengawas peron ( pap ) wajib memeriksa laporan kereta api (lapka ) dan laporan harian masinis ( lhm ) , untuk kereta api yang berhenti di stasiun tersebut. Nama stasiun yang dibawahnya dibubuhi garis tebal , berarti di stasiun tersebut ada depo lokomotif. Nama stasiun yang dikurung berarti , di stasiun tersebut masinis dan kondektur pemimpin dibebaskan dari pertanggung jawaban pemeriksaan persilangan.

Garis miring arahnya dari kiri ke kanan melukiskan jadwal perjalanan kereta api , yaitu kereta api biasa / regular dan kereta api fakultatif , yang memuat antara lain:


  • Nomor kereta api.
  • Jam datang, jam berangkat, atau langsung. 
  • Persilangan dan penyusulan. 
Pada gapeka juga dimuat keterangan lain yang berguna dalam pengaturan perjalanan kereta api seperti:

  • Saat mulai berlakunya Grafik Perjalanan Kereta Api.
  • Kepala stasiun "TEM" yaitu kepala stasiun yang diberikan kewenangan untuk menetapkan , mengumumkan dan/atau membatalkan perjalanan kereta api untuk suatu lintas tertentu .
  • Lintas sepur kembar (Jika ada).
  • Lereng penentu dalam promil ( 0/00 ).
Lereng penentu berbeda untuk jurusan mudik dan hilir. Karena tinggi dari sebuah lereng akan menentukan:

  • Jumlah pelayan rem yang diperlukan untuk melayani kereta api barang yang dilayani rem tangan.
  • Makin tinggi lereng , makin banyak pelayan rem yang dibutuhkan.
  • Berat muatan maksimum yang dapat ditarik oleh suatu lokomotif pada lintas tersebut.
  • Tinggi stasiun dari permukaan laut.
  • Jari – jari lengkung minimum dalam meter . Besarnya jari – jari lengkung menentukan jenis lok yang boleh lewat di lintas tersebut.
  • Puncak kecepatan yang diijinkan.
  • Jarak satu stasiun dengan stasiun berikutnya dalam meter.
  • Letak km suatu stasiun.
  • Gambar emplasemen dari semua stasiun yang ada di lintas tersebut.
  • Fasilitas yang ada di masing – masing stasiun tersebut.

Berikut ini adalah contoh simulasi Grafik Perjalanan Kereta Api:
Contoh Simulasi Grafik Perjalanan Kereta Api
Nah railfans! Itu dia penjelasan tentang apa dan bagaimana grafik perjalanan kereta api disusun. Gimana pusing khan bacanya? Sama! Grafik perjalan kereta api ini harus disusun dengan sangat presisi agar operasional kereta api dapat berjalan dengan baik serta sesuai semboyan "Zero Accident" dari PT. Kereta Api Indonesia. Semoga bermanfaat bagi kita semua. 

Baca Juga: Alat Ukur Theodolite dan Waterpass pada Konstruksi Kereta Api

Untuk video bertemakan kereta api di indonesia, silahkan kunjungi official youtube kami di link ini → https://www.youtube.com/c/yusronsayogayuwono

Terima kasih.

Salam

Yusron Sayoga

www.yusronsayoga.com

SHARE THIS: