SEJARAH RAPID TRANSIT

Yusron Sayoga - Hallo Railfans! Dalam artikel kali ini admin situs Yusron Sayoga akan membahas tentang Rapid Transit/Transit Cepat. Untuk informasi lengkapnya yuk scroll artikel berikut.

Stasiun Metro

Rapid Transit adalah jenis sistem penumpang yang digunakan di daerah perkotaan, menyediakan perjalanan cepat dan sering untuk penumpang berkapasitas tinggi. Karena perlunya kelas dipisahkan dari jenis lalu lintas lainnya, sistem transit cepat biasanya terletak di terowongan bawah tanah, jembatan layang, atau jalur permukaan tanah yang terpisah yang tidak dapat berinteraksi dengan sisa lalu lintas jalan. Sejarah sistem angkutan cepat seperti itu dimulai pada akhir abad ke-19 ketika banyak kemajuan teknologi memungkinkan para insinyur untuk menggali terowongan bawah tanah secara efisien, mengangkut bahan-bahan pada jalur kereta api yang telah ditentukan sebelumnya, dan memproduksi peralatan di lingkungan industri volume tinggi.

Shinkansen melintasi lereng gunung fuji (Japan)

Faktor yang paling penting dalam pengembangan sistem transit cepat adalah pengenalan lokomotif uap di awal 1800-an. Namun, contoh-contoh pertama dari kereta permukaan tidak paling cocok untuk lingkungan perkotaan, dan terutama tidak untuk operasi bawah tanah. Terowongan pertama yang digali dalam beberapa dekade pertama jika abad ke-19 paling sering digunakan untuk transportasi barang-barang industri (batu bara, besi dan bahan lainnya), dan terowongan pertama yang dimaksudkan untuk penggunaan penumpang mulai daring pada tahun 1863. Set terowongan dangkal Metropolitan Railway ini menjadi bagian pertama dari sistem transit “London Underground” yang terkenal, segera diikuti dengan Metropolitan District Railway, dan cabang-cabang lain yang segera meluas dari mereka.

Lokomotif

Kerugian yang paling jelas dari sistem bawah tanah awal ini adalah kurangnya ventilasi. Meskipun dibangun dengan banyak ventilasi, asap, dan uap dari lokomotif kecil menyebabkan masalah kesehatan bagi para penumpang dan operator kereta api, popularitas jalur bawah tanah ini membuat mereka menguntungkan. Masalah asap serupa juga dialami di "West Side dan Yonkers Patent Railway" yang dibangun di New York City pada tahun 1870, yang bahkan memiliki dukungan untuk kereta api kabel yang tidak pernah dilaksanakan sepenuhnya.

Double Track di Indonesia

Semua masalah itu hilang pada tahun 1890 dengan pembukaan "London's City & South London Railway". Dengan menggunakan traksi listrik, angkutan bawah tanah London menjadi bebas asap dan contoh utama bagaimana transportasi bawah tanah dapat dimoderasi dan dibangun. Dalam 15 tahun berikutnya, “kereta bawah tanah” serupa muncul di kota-kota besar di seluruh dunia - Liverpool (yang menerima kereta api layang pertama di Inggris pada tahun 1893), Glasgow, Paris, Berlin, Budapest, dan Kota New York.

Sistem transit cepat dan terkenal di Dunia dari masa ke masa

1896 - Budapest membuka sistem transit bawah tanah pertama di benua Eropa. Jalur kereta api sepanjang 3,7 kilometer yang legendaris ini sekarang menjadi bagian dari Metro Budapest, dipertahankan untuk mempertahankan kondisi aslinya.
1900 - Paris Metro memulai kehidupannya dengan nama lengkap "Chemin de Fer Métropolitain" (terjemahan Prancis dari "Kereta Metropolitan" London). Nama Prancis ini dengan cepat disingkat menjadi "Metro" dan digunakan hari ini di seluruh dunia.
1904 - Kereta Bawah Tanah Kota New York
1907 - Philadelphia
1919 - Madrid Metro
1927 - Tokyo
1933 - Osaka
1935 - Metro Moskow
1954 - Kereta Bawah Tanah Toronto
1969 - kereta bawah tanah Beijing
1974 - São Paulo Metro
1970-an - Wilayah Teluk San Francisco dan Metro Washington
1979 - Hong Kong
1987 - Kairo, kota Afrika pertama yang menerima sistem metro.
1980-2010 - Lebih dari 30 kota Korea Selatan membangun jaringan mereka sendiri, dengan beberapa dari mereka terhubung satu sama lain (terutama ibukota Seoul dan Incheon yang berdekatan).