DUNIA TRANSPORTASI KERETA API INDONESIA DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Yusron Sayoga (Situs Tentang Kereta Api ) - Dalam artikel kali ini situs yusronsayoga.com akan membahas tentang Dunia Transportasi Kereta Api Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19. Penasaran? Yuk! Scroll artikel berikut!
Penggunaan transportasi umum selama pandemi coronavirus 2019-20 telah terlibat dalam penyebaran penyakit; "Para peneliti menemukan bahwa seorang penumpang bus menginfeksi sesama pelancong yang berjarak 4,5 meter". Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal akademis Practical Preventive Medicine menemukan bahwa "di lingkungan tertutup dengan pendingin udara, jarak transmisi virus corona baru akan melebihi jarak aman yang dikenal secara umum." Pandemi COVID-19 memiliki dampak signifikan pada transportasi umum. 
Penggunaan transportasi umum juga telah menyebabkan penyebaran COVID-19. Indonesia Pembatasan telah diterapkan untuk transportasi umum di Jakarta, Indonesia.
Kepala Perhubungan Kementerian Perhubungan DKI Jakarta (BPTJ) Polana B. Pramesti mengatakan bahwa Jakarta khususnya telah memulai berbagai pembatasan termasuk pembatasan transportasi pada bulan Maret. "Setelah status resmi, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dapat dipastikan bahwa jumlah pengguna angkutan umum telah menurun karena mobilitas masyarakat terbatas," tambahnya.
Fakta penurunan jumlah penumpang justru berbanding terbalik dengan produksi unit rangkaian kereta api itu sendiri.
Dilansir dari laman go.kompas.com, baru-baru ini Perusahaan Negara Indonesia PT Inka Masih Menghasilkan Kereta di Tengah Covid-19. 
Sebuah file foto gerbong kereta baru yang diproduksi oleh pembuat kereta Indonesia PT Inka akan dikirim ke Bangladesh dengan kapal melalui Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, provinsi Jawa Timur tanggal 20 Januari 2019
Pabrikan kereta Indonesia PT Industri Kereta Api (Inka) akan menyelesaikan dua proyeknya yang menghasilkan 200 kereta penumpang dan kereta untuk VIP tahun ini, kata seorang eksekutif perusahaan pada 2 Agustus. Manajer Senior Bambang Ramadhiarto, yang bertanggung jawab atas perusahaan milik negara program bantuan, tanggung jawab sosial perusahaan, dan hubungan pemangku kepentingan, mengatakan bahwa PT Inka telah menetapkan target untuk menyelesaikan kereta penumpang di bawah kerjasama dengan Bangladesh. 
Kerjasama dalam proyek pengembangan kereta api di Bangladesh masih berlangsung dan masih ada banyak peluang untuk membangun fasilitas dan infrastruktur kereta api. “Di sektor perkeretaapiannya, Bangladesh saat ini sedang menjalani pengembangan besar untuk membangun lebih banyak infrastruktur, jalur baru, dan sistem elektrifikasi di beberapa daerah,” kata Bambang kepada Kontan pada 2 Agustus. Pengembangan juga terlihat dalam investasinya dalam fasilitas kereta penumpang dan jalur komuter, ”tambahnya. 
Namun, dia tidak merinci total investasi proyek. Pada 2019 PT Inka menerima tiga proyek kereta api besar yang akan berlanjut tahun ini. Proyek-proyek tersebut meliputi kerja sama dengan operator kereta api Indonesia PT Kereta Api Indonesia (KAI), Filipina, dan Bangladesh, katanya. Di bawah kerja sama dengan PT KAI, PT Inka sedang mengerjakan 31 set kereta atau 186 gerbong kereta yang akan digunakan untuk sistem light rail transit (LRT) di Jakarta dan sekitarnya. Dua set kereta LRT telah selesai dan telah dikirim ke stasiun Cibubur. 
Relokasi Modal Indonesia untuk Menciptakan Prospek Investasi untuk Asean, China Bermitra dengan Bangladesh, PT Inka telah menyelesaikan dan mengirimkan 114 dari 200 kereta penumpang dalam proyek ini. 
Sementara itu, Filipina telah memesan enam kereta diesel unit ganda (DMU), tiga lokomotif, dan 15 kereta penumpang dengan total nilai kontrak 792 miliar rupiah ($ 54,1 juta). Dari jumlah ini, sekitar $ 26,4 juta adalah total kontrak untuk tiga lokomotif dan 15 kereta penumpang. Dua dari empat DMU dikirim pada Desember 2019, sementara dua lainnya dijadwalkan untuk pengiriman pada akhir Juli 2020. 
Persaingan asing yang keras dengan pembuat kereta api lainnya adalah salah satu tantangan yang dihadapi PT Inka saat ini. “Mengenai hambatan, kita harus bersaing dengan Cina, Korea, dan India. Mereka terutama menggunakan skema G2G [pemerintah ke pemerintah] dengan insentif, ”kata Bambang. Dia juga menyebutkan bahwa perusahaan tersebut berencana untuk memasuki Kongo, Zambia, dan Zimbabwe untuk membangun infrastruktur kereta api. “PT Inka akan menggunakan skema konsorsium untuk kolaborasi dalam paket pekerjaan yang terdiri dari infrastruktur dan pembangunan fasilitas di proyek Kongo,” kata Bambang. "Adapun Zambia, PT Inka bertujuan untuk menawarkan lokomotif elektro-dieselnya," tambahnya!
Nah Railfans! Itu dia artikel tentang Dunia Transportasi Kereta Api Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19 dari situs yusronsayoga.com! Semoga bermanfaat bagi kita semua ya!

Untuk video bertemakan kereta api di indonesia, silahkan kunjungi official youtube kita di link ini → https://www.youtube.com/c/yusronsayogayuwono

SHARE THIS:

0 komentar: